Senin, 23 Desember 2013

SUARA




Siang yang mendung itu aku dan sang keponakanku pergi menghadiri sebuah perhalatan akbar :D. Padahal cuman menghadiri acara resepsi salah seorang saudaraku yang aduhai , terlalu tidak kurus (gendut yang diperhalus). Setiba disana ada bapak2 yang kukenal bilang “Pacarmu to ya ?” katanya tanpa dosa. “Opo pacarku?” pikirku dalam hati. “Mboten” jawabku singkat sambil tertawa terpaksa. Ya lagian sudah tahu aku siapa dia siapa namun masih bilang begitu. Beralih keangin lainnnya. Sebenar-benarnya ni aku aku ikut resepsi ini selain pastinya mengucapkan selamat, nyari makan dan minum itu ada satu lagi . Sebuah alasan yang ngumpet dalam hati yang dangkal :D Alasan itu adalah bertemu dengan seseorang yang aku lupa siapa namanya. Wah parah padahal itu masih saudara jauh aku. Namun yang kutahu dia adalah anak dari seorang guru agama yang ramah. Tinggal didaerah dekat pegunungan, dan mempunyai seorang kakak yang aku tahu namanya. Sebelum hari resepsi itu, mbahku bilang bahwa Masnya dan dia akan datang keresepsian. Ciyaaaa diam seribu satu rupa. Hehe karena saat itu juga ekspresi muka dan hatiku tercengang. Wah, seru ni pikirku dalam hati. Aku bakal melihatnya, anak laki2 yang sering tersenyum saat melihatku. Saat itu kami tak sengaja bertemu dirumah almarhum mbah buyutku saat lebaran. Ini aku yang ke Gran atau memang dia terlalu ramah. Haha itu kejadian masa silaaaaaam sekali. Kapan itu aku lupa tepatnya kapan. Namanya saja aku tak ingat. Parah .
Tapi sayang seribu dua sayang saat aku tiba disana mereka sudah pulang. Huaaaa gatot deh :D. Awalnya kupikir aku akan begini “sekali kayuh 3 pulau terlampaui, namun fakta mengatakan hanya 2 pulau yang kulampaui. Heheh memang kalau niatnya kurang baik ya jadinya begini.
Tapi sebenernya tulisan sepurku ini bukan tentang lelaki yang aku lupa siapa namanya. Tetapi tentang titik-titik. Ya, cerita baru dimulai. Anggap saja yang diatas tadi prolog. Hahaha
          Suara alunan lagu islami yang indah saat resepsi itu membuka memoriku tentang suara-suara yang masih tak terlupakan. Suara itu indah. Suara terindah yang pernah kudengar sampai saat ini. Aku mendengarnya saat menghadiri resepsi saudara laki-lakiku saat lebaran akhir. Suara pertama berasal dari alunan lahu-lagu islam yang dibawakan oleh anggota hadroh. Rebana, suara piano dan sang penyanyinya pun selaras , perfect sekali. Ini hadroh terindah yang pernah kulihat.Saking indahnya aku dibuatnya melting tepatnya saat temu temanten dimana lagu yang dibawakan pasti Shalawat Nabi. Tapi untung saja aku bisa membendung air mata yang ingin tumpah ini. Terharu rasanya melihatnya. Dan suara kedua yang terindah adalah suara seorang lelaki muda dari pondok Tebu Ireng. Dia melantunkan ayat suci Al-Qur’an. Dia membaca dari hati bukan emosi untuk mendapat perhatian khalayak. Indah sekali. Siapapun yang mendengarnya pasti adem. Sejuk sekali.
          Dan ternyata lelaki kuliahan itu adalah adik ipar saudaraku itu. Berarti seharusnya aku sudah melihatnya jauh-jauh hari. seharusnya aku sudah melihatnya saat dia dan teman2nya khataman Qur’an dirumah saudaraku itu. Rumahnya tepat disampingku. Tapi saking gak beraninya aku, tiap lewat didepannya aku tak pernah menoleh. Aku selalu menunduk. Eh, tapi pernah aku nggak sengaja melihat salah seorang dari mereka secara tak sengaja karena saat itu aku tengah mencari-cari seseorang diruangan itu. Aku menoleh kearah jam 3 dan tanpa sengaja lagi salah seorang dari mereka ada yang melihatku. Sudah kutebak dan tak heran. Kepalaku dengan refleknya langsung menoleh kearah jam 12 dan seprti biasanya dilanjut  menunduk. Tak jelas siapa yang kulihat saat itu. Mungkin orang yang sama ataupun orang yang berbeda. Padahal aku sering sekali melewati kawasan itu tapi kenapa sih aku tak berani melihat orang2 alim itu. Kenapa soal beginian aku selau penakut. Tapi Yasudahlah.
          Ketika dia melantunkan ayat2 suci itu akhirnya aku bisa mampu melihatnya , melihat sosok laki2 muda teralim yang pernah kulihat walau belum kukenal. Subhanallah ini ti[e tersempurnaku. Ini tipe yamg kutunggu-tunggu pekikku keras dalam hati yang tak dangkal. Ya memang kalau dilihat dari luar tak setampan mereka. Memang tak ganteng namun bagus. (laki2 ganteng sama bagus itu bagiku berbeda). Bahkan ternyata ia jauh lebih tampan. Rona wajahnya memancarkan sebuah sinar. Bukan sinar gama, alfa maupun beta. Namun sinar yang tak terdefinisikan. Tak semua orang memiliki itu. Hari itu aku sungguh beruntung dapat mendengar suara yang begitu indah. Dan sungguh beruntung wanita yang akan dicintainya. Dan sungguh amat beruntung wanita yang akan dipilihnya menjadi pendampingnya kelak. Andaikan ituuuu……. Haish pikiran macam apa ini. Tapi aku berharap dan senantiasa berdoa aku akan mendapat lelaki yang baik seperti dia kelak. Amin…
Dan percaya atau tidak setelah itu semuanya berubah. Dan hari ini aku harap dan berusaha untuk selau berubah. Perubahan itu adalah “SUARA”. (maknai)
          Namun jangan diartikan aku mencintai lelaki itu. Mungkin belum, mungkin juga tidak atau mungkin masih tanda tanya. Tanda tanya yang akan terjawab nantinya, entah itu kapan. Karena kini aku harus benar2 menyampingkan ini jauh2 kali ini aku harus benar-benar menerapkan ini “Jangan mengharapkan seseorang dan jangan berharap menjadi harapan seseorang”. Walau jujur saja itu cukup sulit untukku, maklum namanya juga remaja. Tapi apa boleh buat aku harus mengatakan itu setiap hari pada diriku sendiri sebelum tidur :D

Sabtu, 19 Oktober 2013

HANYA ISYARAT



Kucoba semua segala cara
Kau membelakangiku
Kunikmati bayangmu

Itulah saja cara yang bisa
Untukku menghayatimu
Untuk mencintaimu

Sesaat dunia jadi tiada
Hanya diriku yang mengamatimu
Dan dirimu yang jauh di sana

Ku takkan bisa lindungi hati
Jangan pernah kau tatapkan wajahmu
Bantulah aku semampumu

Rasakanlah isyarat yang sanggup kau rasa
Tanpa perlu kau sentuh
Rasakanlah harapan, impian yang hidup
Hanya untuk sekejap
Rasakanlah langit pucat
Dekap hangat nafasku

Rasakanlah isyarat yang mampu kau tangkap
Tanpa perlu ku ucap
Rasakanlah air, udara, bulan, bintang, angin
Adalah ruang waktu puisi
Itulah saja cara yang bisa
DEWI LESTARI

FIND IT



Setiap peristiwa dijagat raya ini adalah potongan mozaik. Terserak disana-sini, tersebar dalam rentang waktu dan ruang. Namun, perlahan potongan itu akan bersatu membentuk bak montase Antoni Gaudi. “Mozaik-mozaik itu akan membangun siapa dirimu dwasa nanti”. Lalu, apapun yang kau kejakan dalam hidupmu akan bergema dalam keabadian. J

Sang Pemimpi
Andrea Hirata

I WANT TO LIFE LIKE.........



Aku ingin mendaki puncak tantangan
Menerjang batu granit
Dan memecahkan misteri dengan Sains
Aku ingin hirup berupa-rupa pengalaman
Lalu terjun bebas
menyelami labirin lika-liku hidup
yang ujungnya tak dapat disangka
Aku mendamba kehidupan
Dengan kemungkinan-kemungkinan
yang bereaksi satu sama lain,
seperti benturan molekul uranium
Meletup tak terduga-duga
Menyerap, mengikat
Mengganda, berkembang
Terurai dan berpencar kearah mengejutkan
Aku ingin ketempat-tempat yang jauh
Menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing
Aku ingin berkelana
Menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang
Aku ingin  mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari
Limbung dihantam angin
Dan menciut dicengkeram dingin
Aku ingin kehidupan yang menggetarkan
penuh  dengan penaklukan.
AKU INGIN HIDUP    !
Ingin merasakan saripati hidup
Edensor
Andrea